Bagaimana Mengenali Anak yang Menyandang Autisme?
Umumnya, anak-anak
penyandang autisme tidak dapat dibedakan secara fisik dengan anak-anak lainnya.
Sejak mereka lahir sampai usia 24-30 bulan, orang tua tidak akan merasakan
adanya perbedaan yang mencolok antara anak autis ataupun normal. Namun, tidak
dipungkiri ada juga anak-anak yang sudah terlihat jelas perbedaannya sebelum
mereka menginjak usia tersebut. Setelah menginjak usia 2 tahun, umumnya
orangtua akan merasakan ada yang berbeda seperti dalam kemampuan berkomunikasi,
emosi yang tinggi, cara bermain maupun bersosialisasi. Di bawah ini akan
dipaparkan beberapa kelainan yang disebabkan oleh autisme:
1.
Cara berkomunikasi
Speech delay
(keterlambatan berbicara) atau kemampuan bicara tidak cukup berkembang. Anak-anak
tersebut bisa berkata-kata tapi terus menerus mengulang kata-kata tersebut
tanpa mengerti apa artinya. Dalam kasus-kasus tertentu, ada beberapa anak yang
memang mengalami masalah dalam keterlambatan bicara namun mereka bukanlah anak
penyandang autisme. Orangtua diharapkan memperhatikan hal ini dengan seksama. Hal
lain yang juga termasuk dalam kelainan dalam berkomunikasi adalah ketidakmampuan
dalam komunikasi non verbal (gestur dan mimik) dimana anak-anak tidak mampu
menunjukkan sesuatu/benda yang diinginkan dengan jarinya.
2.
Cara bersosialisasi
(berinteraksi sosial)
Anak-anak
penyandang autisme umumnya sulit untuk bersosialisasi. Mereka lebih suka
menghabiskan waktunya untuk bermain sendiri daripada bermain bersama
teman-teman yang ada disekitarnya.
3.
Kontak mata
Tidak adanya
kontak mata saat berhadapan dengan lawan bicara. Saat diajak berkomunikasi
maupun saat dipanggil, mereka tidak memberikan respon ataupun menatap mata
lawan bicaranya. Begitu juga saat dipanggil namanya, tidak ada respon ataupun
menoleh ke sumber suara padahal pendengarannya normal. Namun ada beberapa anak
berkebutuhan khusus yang dapat menatap mata lawan bicaranya walaupun dalam
waktu yang sangat singkat.
4.
Kelainan penginderaan
Ada beberapa
anak-anak penyandang autisme yang sensitif terhadap cahaya, pendengaran,
sentuhan, penciuman, dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai berat. Ada anak
yang sangat peka terhadap suara tertentu/ suara dengan frekuensi tertentu. Misalnya
suara AC, suara hair dryer, suara teriakan. Namun ada juga yang kurang peka
terhadap rangsangan tertentu, misalnya tidak merasa sakit saat disuntik ataupun
saat jatuh. Batas ambang rangsangan mereka umumnya tidak normal, ada yang
terlalu peka dan ada yang sangat tidak peka.
5.
Perilaku
Anak-anak
autis umumnya tertarik pada objek/hal tertentu yang tidak lazim dan terus
menerus. Mereka biasanya tertarik pada benda yang berputar, menatapi objek
tersebut secara berlebihan dan dalam waktu yang lama. Ada juga anak-anak yang
memiliki tingkah laku tertentu yang dilakukannya secara berulang-ulang seperti
mengepak-ngepakkannya tangannya, berputar-putar, mengetuk-ngetuk benda secara
terus menerus ataupun berjalan dengan cara menjinjit-jinjitkan kakinya. Ada
sebagian anak autis yang hiperaktif namun ada juga yang pendiam. Anak-anak
autisme umumnya mempunyai rutinitas yang kaku sehingga sangat sulit untuk
mengubah pola aktivitas sehari-hari mereka.
6.
Emosi
Terkadang
anak-anak penyandang autisme dapat marah-marah dan temper tantrum tanpa sebab
yang jelas. Mereka juga tiba-tiba menangis tanpa ada alasan yang jelas.
Terkadang ada beberapa hal yang mereka takuti bahkan sampai histeris namun bagi
kebanyakan orang umumnya hal tersebut tidak menakutkan.
Diluar sana, para Ayah dan Bunda
mungkin sering mendengar cerita yang mengatakan bahwa anak autisme sebenarnya
adalah anak yang jenius. Hal ini perlu sedikit diluruskan. Kemampuan yang
ditunjukkan oleh anak-anak penyandang autisme itu berbeda-beda. Ada anak autis
yang memang mempunyai IQ (Intelligence
quotient) sangat tinggi. Namun, ada juga anak-anak yang memiliki
keterlambatan dalam merespon segala hal. Jadi, dalam hal ini tidak dapat
dikatakan bahwa anak autis adalah anak yang jenius. Mereka memiliki kelebihan
dibalik kekurangan yang mereka miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar