Senin, 01 Agustus 2016

Menyelami Istilah Autisme

Anak autis. Apa itu anak autis? 

Apakah anak autis itu sama dengan anak idiot? Apakah anak autis adalah anak yang membahayakan? Seringkali pertanyaan-pertanyaan di atas muncul saat seseorang mendengar ataupun membaca mengenai anak autis. Begitu juga dengan para Ayah dan Bunda yang takut dan bingung saat anak mereka didiagnosa sebagai penyandang autisme. Dapat ditekankan di sini, bahwa penyebutan “penyandang” lebih tepat digunakan dibandingkan dengan sebutan “penderita’. Mengapa? Karena autisme bukanlah sakit yang dapat disembuhkan setelah meminum obat ataupun beristirahat yang cukup. Ingat, ini bukan penyakit yang dapat disembuhkan secara instan, namun memerlukan ketekunan dan kesabaran penuh dari orangtua.

Autisme atau biasa disebut ASD (Autistic Spectrum Disorder) merupakan gangguan perkembangan fungsi otak yang kompleks dan sangat bervariasi (spektrum). Gangguan perkembangan yang terjadi biasanya terlihat jelas pada cara berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan kemampuan berimajinasi. Sering pula disertai masalah dalam emosi. . Gejala anak autis sudah dapat terindikasi sebelum usianya menginjak tiga tahun. Maka dari itu, orangtua diharapkan untuk selalu memantau perkembangan sang buah hati. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya tanda-tanda yang mengarah kepada autisme, disarankan untuk segera melakukan konsultasi dengan para ahli. Kenapa? Karena semakin dini penanganan yang dilakukan, maka semakin besar kemungkinan untuk meminimalkan kekurangan-kekurangannya dan memaksimalkan hal yang positif.

Para orang tua tidak perlu cemas ataupun takut jika memang sang buah hati adalah penyandang autisme. Karena banyak penyandang autisme yang dapat membaik sampai hampir tidak kelihatan lagi bahwa dahulunya memiliki gangguan atau gejalanya menjadi sangat minim. Walau ada pula yang gejala gangguannya masih terlihat jelas sampai dewasa. Sampai saat ini, masih banyak ditemukan orangtua yang menutup diri atau merasa rendah diri saat anaknya dinyatakan sebagai penyandang autisme. Untuk apa? Dengan menutup diri seperti ini, tidak hanya merugikan kita sebagai orangtua namun juga menghancurkan masa depan sang anak. Mereka bukan aib yang harus disembunyikan. Terbukalah, carilah informasi dan bertanya sebanyak mungkin, maka kita akan dapat menemukan penangan yang tepat untuk sang buah hati.

Seorang anak penyandang autisme yang diberikan kesempatan untuk belajar dan berlatih sesuai dengan keadaannya, serta mendapatkan dukungan penuh dari lingkungannya, niscaya mereka dapat berkembang dengan lebih baik. Dan begitu juga sebaliknya, jika orangtua menutup semua kesempatan, tidak memberikan fasilitas maupun dukungan, perkembangan anak penyandang autisme akan terhambat sehingga mereka akan tertinggal jauh dari anak lain pada umumnya.

Sebagai masyarakat umum, kita diharapkan untuk dapat mengerti, memiliki sikap dan pandangan yang positif, memberikan perlakuan yang wajar kepada mereka yang menyandang autisme ataupun bagi keluarganya. Dukungan dari lingkungan sekitar sangat berperan penting dalam memberi kesempatan bagi para penyandang autisme untuk dapat menikmati kehidupan mereka seperti anak-anak lainnya.

Orangtua penyandang autisme tidak perlu malu jika mengajak anaknya untuk bermain di tempat-tempat umum. Justru dengan mengenalkan permainan-permainan yang seyogianya memang diperuntukkan bagi mereka, kita telah membantu mereka untuk “masuk” ke dunia yang tepat. Jika misalnya ada anak autis yang mengalami kesulitan beradaptasi dalam mengikuti suatu permainan, masyarakat diharapkan untuk tidak langsung memvonis bahwa semua anak autis akan seperti itu. Tidak semua anak penyandang autisme sama, ada beberapa anak yang bahkan dapat mengikuti permainan outbound dan dapat berbaur dengan anak-anak lainnya.

Jadilah orangtua dan masyarakat yang cerdas, tanpa menutup diri ataupun menilai rendah kondisi para penyandang autisme. Karena itulah yang dibutuhkan mereka. Segala fasilitas boleh saja tersedia, tapi peran orangtua dan lingkungan dalam memberikan dukungan memiliki nilai positif yang akan menunjang perkembangan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar