Istilah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita masing-masing. Namun, sudahkah dipahami apa yang dimaksud dengan ABK ini? Sungguh sangat disayangkan bahwa tidak semua masyarakat mengerti tentang istilah ini. Nah, di sini kita akan mengenal lebih jauh lagi mengenai ABK ini.
Selama
ini, istilah ABK sering dianggap sebagai anak berkelainan ataupun anak
penyandang cacat sehingga ada segelintir kelompok masyarakat yang memandang
anak-anak seperti ini dengan sebelah mata. Apa yang telah dipahami oleh
masyarakat selama ini tentu saja tidak tepat karena cakupan pengertian anak
berkebutuhan khusus ini lebih luas, yaitu anak-anak yang memiliki hambatan
belajar termasuk di dalamnya anak-anak penyandang cacat.
Anak
berkebutuhan khusus (children with
special needs) tidak hanya mencakup anak penyandang cacat yang termasuk
dalam anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanen. Tetapi juga mencakup
anak berkebutuhan khusus yang bersifat temporer. Anak-anak yang termasuk ke
dalam kelompok anak berkebutuhan khusus temporer adalah mereka yang mengalami
hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang disebabkan oleh faktor-faktor
eksternal. Misalnya anak yang mengalami
gangguan emosi akibat dari trauma yang dialaminya. Hal seperti ini harus
ditangani secara cepat dan tepat karena jika tidak, dapat berkembang menjadi
permanen.
Anak
berkebutuhan khusus itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kelompok, diantaranya:
1.
Anak dengan gangguan
fisik, yang termasuk di dalamnya adalah anak tunanetra, anak tunarungu, dan
anak tunadaksa.
2.
Anak dengan
gangguan emosi dan perilaku, yaitu anak tunalaras dan gangguan sosial.
3.
Anak dengan
gangguan intelektual, seperti anak
tunagrahita, anak berbakat, anak lamban belajar, dan anak yang mengalami
kesulitan belajar spesifik.
4.
Autisme
5.
Anak ADHD / GPPH
Dalam mengembangkan potensi anak berkebutuhan khusus ini,
kita perlu memfasilitasi mereka dengan perlakuan dan pendidikan khusus.
Mengapa? Karena umumnya anak-anak berkebutuhan khusus ini memiliki hambatan
dalam belajar dan perkembangannya. Pendidikan kebutuhan khusus dapat membantu
anak untuk menghilangkan atau mengurangi hambatan dalam belajar dan
perkembangan mereka. Dengan demikian, mereka dapat mencapai perkembangan yang
optimal.
Apa penyebab adanya anak berkebutuhan khusus? Nah, tiga
faktor berikut ini mungkin dapat kita pertimbangkan.
1.
Faktor eksternal (dari luar diri anak)
Salah satunya
adalah anak yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga ataupun kondisi
keluarga yang tidak kondusif sehingga menyebabkan anak tersebut tidak dapat
berkonsentrasi dan belajar. Mereka yang mengalami trauma akibat bencana alam
juga termasuk di dalam kelompok ini.
2.
Faktor internal (dari dalam diri anak)
Contohnya
adalah anak yang mengalami kesulitan belajar karena tidak dapat melihat,
mendengar ataupun mereka yang mengalami kesulitan dalam bergerak.
3.
Kombinasi faktor eksternal dan internal (dari luar dan
dalam diri anak)
Misalnya anak
yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas dan kedua
orang tuanya tidak dapat menerima kehadiran si anak.
Semakin banyak bacaan yang dibaca,
kita akan semakin mengenal siapakah anak-anak berkebutuhan khusus ini. Sangat
diharapkan pola pikir yang telah terbentuk dalam masyarakat dapat sedikit demi
sedikit berbalik ke arah yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar